DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course)

Pendahuluan

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang ditimbulkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini dulunya bernama Consumption atau Pthisis dan semula dianggap sebagai penyakit turunan. Barulah Leannec (1819) yang pertama-tama menyatakan bahwa penyakit ini suatu infeksi kronik, dan Koch (1882) dapat mengidentifikasikan kuman penyebabnya. Penyakit ini dinamakan tuberkulosis karena terbentuknya nodul yang khas yakni tubercle. Hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru-paru (1,2).

Penyakit tuberkulosis (TB) paru masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga DEPKES tahun 1995 menunjukan angka kematian nomor satu dari seluruh golongan penyakit infeksi. WHO memperkirakan (2000) setiap tahun terjadi 583.000 kasus tuberkulosis baru dan kematian mencapai 140.000. Secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk Indonesia terdapat 130 penduduk baru dengan BTA positif. Kriteria yang menyatakan bahwa di suatu negara tuberkulosis tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah bila hanya terdapat satu kasus BTA (+) per satu juta penduduk. Sampai hari ini belum ada satu negarapun di dunia yang telah memenuhi kriteria tersebut, artinya belum ada satu negarapun yang bebas tuberkulosis. Bahkan untuk negara maju, yang pada mulanya angka tuberkulosis telah menurun, tetapi belakangan ini naik lagi sehingga tuberkulosis disebut sebagai salah satu reemerging diseases. Untuk Indonesia tuberkulosis bukanlah “reemerging diseases”, penyakit ini belum pernah menurun jumlahnya di negara kita, dan bukan tidak mungkin meningkat (2,3). Continue reading

Diabetes Melitus

PENDAHULUAN

Diabetes melitus atau lebih dikenal dengan nama penyakit kencing manis ini telah dikenal semenjak zaman dahulunya. Tanda-tanda penyakit kencing manis ini telah diketahui oleh bangsa Mesir, India, Cina, dan Yunani (Grek) yaitu rasa haus dan sering kencing. Hal ini telah digambarkan oleh bangsa Mesir diatas paprus pada ribuan tahun yang lalu. Pakar pengobatan India juga telah membagi pengidap kencing manis menjadi dua bagian.

Nama Diabetes Melitus berasal dari kata Diabetes yang berarti pancur air. Hal ini telah diungkapkan oleh pakar pengobatan Yunani (Grek) Areteus dari Cappdocia semenjak 2000 tahun yang lalu. Perkataan Melitus kemudian ditambahkan oleh Willis yang berarti terdapatnya gula dalam air kencing. Daibetes Melitus merupakan penyakit kronik (yang tidak bisa sembuh total) yang terjadi karena ada gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein oleh karena adanya gangguan insulin.

Pada tahun 1887 dua orang pakar yaitu Main kowski dan Van Mering membuktikan hubungan kelenjar pankreas dengan penyakit Diabetes Melitus yaitu dengan cara membuang kelenjar pankreas pada anjing dan tidak lama kemudian kadar gula dalam darah Anjing tersebut menongkat. Federick G. Banting dan Best adalah yang pertama mengetahui fungsi insulin sebagai pengatur atau mensintesa glukosa dalam darah. Continue reading

Bronkoskopi

PENDAHULUAN

Pengujian endobronkial dilaksanakan pertama sekali diakhir dekade tahun 90-an untuk mengambil benda asing pada saluran pernapasan.Selang waktu berlalu tepatnya tahun 1904  bronkoskopi kaku dengan alat penglihat,pemotongan ditambah penerangan mulai digunakan. 60 tahun kemudian sebelum alat fiberoptik diperkenalkan dalam pelaksanaan klinikal.Pada Rigid  broncoskopy berperan sebagai nasopharingeal airway untuk pemeriksaan hidung.Realisasi alat ini dapat digunakan tampa bantuan dari anastesi yang sangat berperan penting membantu dokter ahli paru berguna dalam mencari diagnosis perkembangan penyakit serta terapi.

Sejak tahun 1980 oleh IKEDA bersama koleganya di jepang fleksibel fiberoptic bronchoscopy (FFB) telah menjadi berkembang dan sangat populer.Kemampuannya memvisualisasi jalan napas telah membuatnnya berperan dalam pelaksanaan diagnostik yang tak ternilai harganya .Keamanaan pelaksanaan tindakan FFB ini telah dibuktikan kepada beberapa pasien sejak tahun 1980, dan tehnik ini dapat dilakukan tanpa seorang ahli anestesi. Biasanya tindakan ini dilakukan melalui nasofaring walaupun demikian melalui oral route pun sering dilaksanakan.Walaupun pelaksanan prosedur ini relatif aman ,beberapa komplikasi  yang terjadi telah dilaporkan bekisar 0,1- 11% Komplikasi yang mungkin terjadi seperti obstruksi jalan napas,aritmia,Reaksi toksis  oleh karena anastesi lokal,pneumotoraks,dan haemoptysis,Tetapi dengan keahlian dan pengetahuan ahli yang lebih baik, beberapa komplikasi ini dapat dikurangi.

Kenyamanan pasien dalam tindakan FFB adalah sangat penting. Ketidak nyamanan seperti batuk,muntah sering terjadi,untungnya pelaksanaan ini dapat dikurangi bila dilaksanakan persiapan yang tepat dan sebelumnya pasien diterangkan segala tujuan dan komplikasi yang dapat terjadi dari segala ketidakyamanan tersebut. (1,2) Continue reading

MILIARIA RUBRA

PENDAHULUAN

Miliaria rubra adalah suatu dermatitis yang timbul akibat tersumbatnya saluran kelenjar keringat dengan gejala klinik adanya vesikel-vesikel terutama pada badan, setelah banyak berkeringat dan umumnya tidak memberikan keluhan. Miliaria rubra adalah masalah yang biasa terjadi pada cuaca panas dan lembab, tetapi tidak berbahaya. Beberapa orang cenderung lebih rentan terhadap masalah ini dibandingkan oranglain. Miliaria terbagi dalam beberapa tipe, Miliaria kristalina yang sumbatannya berada dalam stratum korneum. Miliaria profunda, sumbatan ada dalam dermo epidermis dan Miliaria rubra dimana sumbatan terletak didalam epidermis. Sedangkan yang akan dibahas dalam makalah ini khusus tentang Miliaria rubra. Milaria rubra sering timbul pada bayi dan anak-anak, ini menggambarkan bahwa bertambahnya struktur saluran keringat sesuai dengan bertambahnya umur dan sering timbul pada orang yang tidak biasa pada daerah tropik.(1,2,3,4,5,7) Continue reading

Kondrosarkoma

I. PENDAHULUAN

Kondrosarkoma ialah tumor ganas dengan ciri khas pembentukan jaringan tulang rawan oleh sel-sel tumor dan merupakan tumor ganas tulang primer terbanyak kedua setelah osteosarkoma. Kondrosarkoma merupakan tumor tulang yang terdiri dari sel-sel kartilago (tulang rawan) anaplastik yang berkembang menjadi ganas. Kondrosarkoma biasanya ditemukan pada daerah tulang femur, humerus, kosta dan bagian permukaan pelvis. Tumor ini memiliki banyak ciri dan bentuk perkembangan. Dari pertumbuhan yang lambat hingga pertumbuhan metastasis yang agresif.

Kondrosarkoma dapat dibagi menjadi kondrosarkoma primer dan sekunder. Untuk keganasan yang berasal dari kartilago itu sendiri disebut kondrosarkoma primer. Sedangkan apabila merupakan bentuk degenerasi keganasan dari penyakit lain seperti enkondroma, osteokondroma dan kondroblastoma disebut kondrosarkoma sekunder. Kondrosarkoma sekunder kurang ganas dibandingkan kondrosarkoma primer. Kondrosarkoma dapat diklasifikasi menjadi tumor sentral atau perifer berdasarkan lokasinya di tulang. Continue reading

VITILIGO

I. PENDAHULUAN

Warna kulit manusia ditentukan oleh berbagai pigmen. Yang berperan pada penentuan warna kulit adalah karoten, melanin, oksihemoglobin dan hemoglobin bentuk reduksi, yang paling berperan adalah pigmen melanin. Melanosis adalah kelainan pada proses pembentukan pigmen melanin kulit dapat berupa hipermelanosis (melanoderma) bila produksi pigmen bertambah dan hipomelanosis (lekoderma) bila produksi pigmen berkurang. Continue reading

TINEA KAPITIS

I. PENDAHULUAN

Tinea kapitis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi jamur superfisial pada kulit kepala, bulu mata dengan kecenderungan menyerang tangkai rambut dan folikel – folikel rambut. Penyakit ini termasuk kepada mikosis superfisialis atau dermatofitosis. Beberapa sinonim yang digunakan termasuk ringworm of the scalp dan tinea tonsurans. Di Amerika Serikat dan wilayah lain di dunia insiden dari tinea kapitis meningkat.(1)

Dermatofitosis mempunyai beberapa gejala klinik yang nyata, tergantung pada letak anatomi dan etiologi agents. Secara klinis dermatofitosis terdiri atas tinea kapitis, tinea favosa (hasil dari infeksi oleh Trichophyton schoenleinii), tinea corporis ( ringworm of glabrous skin ), tinea imbrikata ( ringworm hasil infeksi oleh T. concentrikum ), tinea unguium ( ringworm of the nail ), tinea pedis ( ringworm of the feet ), tinea barbae ( ringworm of the beard ) dan tinea manum ( ringworm of the hand).(1) Continue reading

TOKOLITIK PADA KEBIDANAN

I. PENDAHULUAN

Kelahiran bayi prematur dapat mempengaruhi morbiditas dan mortalitas perinatal, di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris persalinan prematur adalah penyebab tertinggi angka morbiditas dan mortalitas perinatal, dimana komplikasi yang diakibatkan oleh persalinan pretem lebih dari 10% dari seluruh kehamilan oleh karena itu persalinan prematur merupakan hal yang patut mendapat perhatian khusus mengenai penatalaksanaannya disamping upaya pencegahannya.1-11

Tujuan penanganan persalinan dan kelahiran prematur adalah untuk mencegah dan menghentikan terjadinya kontraksi uterus dengan obat-obatan tokolitik sampai kehamilan seaterm mungkin atau sampai janin mempunyai maturitas paru yang dinggap cukup mampu untuk hidup di luar kandungan. Walaupun kemungkinan obat tokolitik hanya berhasil sementara, tetapi penundaan ini penting untuk memberikan kesempatan untuk pemberian kortikosteroid untuk merangsang pematangan paru- paru.1-3,5 Continue reading

SINDROM HELLP PADA PREEKLAMSI/EKLAMSI

PENDAHULUAN

Hemolisis, kelainan tes fungsi hati dan jumlah trombosit yang rendah sudah sejak lama dikenal sebagai komplikasi dari preeklampsi-eklampsi (Chesley 1978; Godlin 1982; Mc Kay 1972). (1,2,7)

Godlin menamakan sindrom ini EPH Gestosis tipe II, MacKennan dkk. menganggapnya sebagai suatu misdiagnosis preeklampsi, (2) sedangkan penulis lain menyebutkannya sebagai bentuk awal preeklampsi berat, variasi unik dari preeklampsi. (3)

Pada 1982, Weinstein melaporkan 29 kasus preeklampsi berat, eklampsi dengan komplikasi trombositopeni, kelainan sediaan apus darah tepi, dan kelainan tes fungsi hati. Ia menyatakan bahwa kumpulan tanda dan gejala ini benar-benar terpisah dari preeklampsi berat dan membentuk satu istilah: Sindrom HELLP; H untuk Hemolysis, EL untuk Elevated Liver Enzymes, dan LP untuk Low Platelet. (1,3,5)

Sibai dkk. menunjukkan adanya perbedaan nyata dalam hal terminologi, insidens, penyebab, diagnosis dan penatalaksanaan sindrom ini.(1,3) Continue reading